.mbt-pager { border-top: 2px dashed #ddd; border-bottom: 2px dashed #ddd; margin-bottom: 10px; overflow:hidden; padding:0px;} .mbt-pager li.next { float: right; padding:0px; background:none; margin:0px;} .mbt-pager li.next a { padding-left: 24px; } .mbt-pager li.previous { margin:0px -2px 0px 0px; float: left; border-right:1px solid #ddd; padding:0px; background:none; } .mbt-pager li.previous a { padding-right: 24px; } .mbt-pager li.next:hover, .mbt-pager li.previous:hover {background:#333333; } .mbt-pager li { width: 50%; display: inline; float: left; text-align: center; } .mbt-pager li a { position: relative; min-height: 77px; display: block; padding: 15px 46px 15px; outline:none; text-decoration:none;} .mbt-pager li i { color: #ccc; font-size: 18px; } .mbt-pager li a strong { display: block; font-size: 20px; color: #ccc; letter-spacing: 0.5px; font-weight: bold; text-transform: uppercase; font-family:oswald, sans-serif, arial; margin-bottom:10px;} .mbt-pager li a span { font-size: 15px; color: #666; font-family:oswald,Helvetica, arial; margin:0px;} .mbt-pager li a:hover span, .mbt-pager li a:hover i { color: #ffffff; } .mbt-pager li.previous i { float:left; margin-top:15%; margin-left:5%; } .mbt-pager li.next i { float: right; margin-top: 15%; margin-right: 5%; } .mbt-pager li.next i, .mbt-pager li.previous i , .mbt-pager li.next, .mbt-pager li.previous{ -webkit-transition-property: background color; -webkit-transition-duration: 0.4s; -webkit-transition-timing-function: ease-out; -moz-transition-property: background color; -moz-transition-duration: 0.4s; -moz-transition-timing-function: ease-out; -o-transition-property: background color; -o-transition-duration: 0.4s; -o-transition-timing-function: ease-out; transition-property: background color; transition-duration: 0.4s; transition-timing-function: ease-out; } .fa-chevron-right {padding-right:0px;}
Bismillahirrahmanirrahim

Selasa, 09 April 2013

Pemuda Berkarakter, Pemimpin Masa Depan Indonesia (Bagian II)

Karakter Pemuda Kontemporer, Cerminan Masa Depan Bangsa

Seiring bergantinya zaman, hari demi hari permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa ini semakin sulit dan rumit. Permasalahan yang datang tidak hanya berupa ancaman yang datangnya dari luar, namun pondasi-pondasi yang rapuh didalamnya kerap kali menjadi sumber utama dari permasalahan bangsa ini. Kita ambil salah satu contohnya, dari segi ekonomi, dimana jumlah penduduk miskin masih tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik terakhir pada bulan September 2012 yang lalu penduduk miskin mencapai 28,59 juta orang atau sekita 16 persen. Tidak akan berbeda jauh dengan kondisi sekarang kalau dilihat, atas pertimbangan harga kebutuhan pokok yang terus meningkat dan juga dipengaruhi oleh kondisi pasokan kebutuhan impor yang tidak stabil.
Di panggung politik permasalahan yang ada mungkin juga tidak berbeda jauh, lihatlah saja berita korupsi ber-jamaah Hambalang semakin hari semakin memanas hingga terus menyeret beberapa nama tersangka. Sebuah potret tindakan korupsi para pemimpin-pemimpin bangsa ini, seolah menjadi tontonan yang tidak lumrah lagi ditayangan media-media. Disamping itu bobroknya penegakan hukum juga menjadikan indikasi bahwa bangsa ini bukannya lebih baik, namun makin merosot. Ditambah lagi perseteruhan lembaga penegak hukum yang tidak sepantasnya untuk dipertontonkan kepada masyarakat, yang seharusnya memberikan jaminan keamanan kepada masyrakat justru meresahkan masyarakat. Fenomena yang berkembang bahwa keadilan dari penegakan hukum seutuhnya sepertinya hanya menjadi harapan belaka bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat kalangan menengah kebawah yang sedikit modal untuk mengharapkan pembelaan hukum. Ini seolah menjadi sebuah tamparan keras bagi rakyat atas pilihannya sendiri.
Dan inilah sebuah gambaran kondisi sekarang, nilai-nilai kemanusiaan yang semakin hari semakin tergerus dan ditopang oleh pondasi-pondasi yang keropos. Faktor dalam yang banyak menyebabkan kemerosotan bangsa, belum lagi faktor dari luar dimana bangsa-bangsa asing yang terus-menerus mengeruk sumberdaya yang ada di negeri ini. Sejarah yang tidak mungkin kita harapkan terulang kembali ketika krisis moneter 1997 melanda bangsa ini. Sebuah contoh nyata bagaimana sebuah negara dapat terpuruk akibat permainan mata uang yang konon dilakukan oleh pelaku pasar uang. Dengan berbagai permasalahan yang kompleks, maka berdampak besar terhadap ketahanan nasional sendiri. Ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam ataupun luar, secara langsung ataupun tidak langsung mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Tidak cukup waktu, tidak cukup lembaran untuk menuliskan masalah-masalah yang akan kita hadapi sekarang. Pastinya inilah permasalah bangsa kita sekarang. Jika ingin kita banding-bandingkan dengan sejarah yang telah silam, maka tidak akan jauh berbeda. Namun satu hal yang harus digaris bawahi dan menjadi bahan pelajaran adalah kepedulian. Kepedulian terhadap suatu perubahan. Dan ingat sejarah yang telah dicatat dalam tinta emas sejarah perubahan suatu bangsa dan peradaban, adalah pemuda tokohnya. Lalu pertanyaannya, dimanakah pemuda Indonesia sekarang, setelah sekian lama redup ?. Lalu jika tidak pemuda, siapa lagi yang akan peduli terhadap bangsa ini kedepan ?. Apakah semua permaslahannya akan terus berlarut-larut tanpa perubahan ?.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More